You are currently viewing Ceritaku Part 3 : Secuil Kisah Penyesalan Masa Lalu
by pexels.com

Ceritaku Part 3 : Secuil Kisah Penyesalan Masa Lalu

Prolog Penyesalan Lampau

by pixabay.com

Sangat dimanja kedua orang tua, itulah dulu yang aku rasakan semasa kecil, karena selain aku anak terakhir, aku adalah anak yang paling lama tinggal bersama orang tuaku, seperti yang pernah ku ceritakan sebelumnya, kakakku waktu kecil tinggal bersama nenek yang berbeda pulau.

Aku salah dalam memaknai kasih sayang kedua orang tuaku, tingkahku semasa kecil akan terus aku sesali hingga dewasa, seharusnya aku dulu benar-benar rajin belajar dan menjadi anak yang baik sehingga aku bisa membahagiakan mereka lebih awal.

Meski saat ini aku sedang berusaha membahagiakan mereka, tentu rasanya akan sangat berbeda, mereka saat ini tidak lagi bersama karena satu hal. Semoga cerita ini dapat menginspirasi anak muda agar selalu mengoptimalkan waktu yang dimiliki dengan aktivitas yang positif.

Kenakalan Waktu SD

by pexels.com

 

Bruk..!!! tinjuku melayang di kepala temanku, tidak mau kalah diapun marah dan berdiri dari tempat duduknya. “memang aku takut ama kamu ngga” teriak dia sambil menghantamkan cakarannya ke wajahku, tiba-tiba “semua berhenti..!!” suara lantang dari depan kelas.

Tidak panjang pikir memang aku dulu, menghajar temanku karena dia mengejek aku terbata-bata dalam mengeja bacaan dari satu buku yang ditugaskan oleh guru, di depan guru aku berani melayangkan kepalan di wajah temanku, dijemur di tengah lapangan merupakan langgananku hampir setiap hari, padahal saat itu aku masih kelas lima SD.

Dilain waktu, aku dan beberapa temanku pernah pergi ke sungai dekat kampung kami untuk memancing ikan, disitulah awal aku mengenal rokok meski saat itu hanya coba-coba, “ngga ini kamu cobain” tawaran dari salah satu temanku sambil mengepulkan asapnya ke udara.

Uhuk uhuk uhuk” awal aku menghisap rokok, pertama kali mencoba rasa rokok sangatlah tidak enak namun entah mengapa aku ingin mencobanya terus hingga akhirnya aku mahir dalam merokok, tidak terbatuk-batuk seperti saat pertama kali aku mencobanya.

Kenakalan-kenakalan itu terus berlanjut, padahal dulu ketika aku kelas 1-4 SD aku selalu rajin belajar, bahkan aku sering peringkat keempat di kelas, entah kenapa ketika aku menginjak kelas lima, aku salah dalam memilih lingkungan, jangankan belajar, PR pun tidak pernah ku kerjakan.

Kenakalan Waktu SMP

by pexels.com

Memasang wajah dengan sangat sebal, sambil melempar batu, “Kalian dasar anak yang tak berguna..”  seorang supir yang marah karena kami sekumpulan anak-anak yang membentuk geng yang berlaga sok hebat di jalan raya, sehingga mengganggu kendaraan lain ketika mau melintas.

Ketika aku baru masuk SMP, kenakalanku tidaklah berhenti, bahkan lebih merajalela dibandingkan waktu SD, selain aku bergabung kedalam geng yang kerjaannya hanyalah membuat onar, ketika SMP pun aku mulai berani mengkonsumsi minuman keras.

Tidak cukup sampai disitu, bahkan aku pernah melakukan tindakan yang merugikan orang lain, yaitu mencuri, aku pernah mencuri buah yang terbilang mahal di desaku juga pernah mencuri  burung merpati milik temanku sendiri, bukan berarti aku kekurangan uang, karena ingin kelihatan hebat saja waktu itu.

Masalah pendidikan jangan ditanya lagi, aku sangat jarang sekali membawa buku ke sekolah, sudah dipastikan, ketika aku ke sekolah hanyalah untuk nongkrong dan berkumpul bersama teman-teman geng, namun suatu ketika ada satu titik momen yang membuatku berubah total.

Ingin Masuk SMA Favorit

by sman1kalianda.sch.id

Tepatnya ketika aku sudah berada di kelas tiga SMP, mamaku mengajak ngobrol berdua “angga, sekarang tolong kamu jawab dengan jujur, apakah benar kamu berani merokok dan mengkonsumsi minuman keras..?” ternyata ada yang melapor ke mama setelah sekian lama rashasia ini kujaga.

Meski aku anak yang terbilang nakal saat itu, aku tetap sayang dan takut dengan kedua orangtuaku, semenjak obrolan itulah aku mulai menjauhi kebiasaan burukku, meski diawal aku berusaha berhenti merokok, selama tiga hari aku mengalami demam yang cukup hebat.

Sedikit demi sedikit aku bisa menjauhi kebiasaan burukku, meski terkadang masih sering muncul sifat buruk berkendara dengan ugal-ugalan, tapi menurutku kemajuan kearah yang lebih baik sudah cukup signifikan.

Menginjak diakhir masa SMP aku mulai sedikit tersadar bahwa kedepan aku harus memutuskan jalan masa depanku, yang terdekat adalah aku harus bisa memilih SMA yang tepat untuk mengejar ketertinggalanku yang selama ini tidak pernah serius dalam belajar.

Setelah diskusi dengan kakak, karena dia terlebih dahulu yang pernah mengenyam pendidikan menengah di kota, dia menyarankan agar aku bisa masuk SMA terfavorit di daerahku, yaitu SMAN 1 Kalianda, namun untuk masuk SMA tersebut tidaklah mudah, karena harus menempuh jalur tes dan hanya akan diambil 300 anak dari ribuan anak yang mendaftar.

Tidak masuk akal memang, aku ingin masuk SMA terfavorit dengan jalur tes, sedangkan aku benar-benar buta akan matapelajaran, namun  tekatku sudahlah bulat waktu itu, jika aku ingin serius dipendidikan maka aku harus memilih yang terbaik.

Setelah mendapat persetujuan dan dukungan dari orang tua, setelah aku lulus SMP akupun langsung ngekos di kota untuk mengikuti bimbel persiapan masuk SMA terfavorit, bermodalkan bekas kos kakak yang masih ada sisah waktu satu bulan akupun memanfaatkannya untuk tinggal sementara.

Ketakutanku selama ini benar adanya, ketika bimbel aku ternyata masih kebingungan, karena para pengajar di tempat bimbel menganggap aku sama seperti yang lain, sudah memahami dasar-dasar pelajaran smp, ingat betul dulu aku akar duapuluh lima saja tidak apalagi soal lainnya yang lebih susah.

Singkat cerita, dengan usaha yang cukup keras, akhirnya aku diterima di SMA yang ingin ku tuju, meski aku masuk urutan diatas dua ratus, tidak masalah bagiku, yang terpenting saat itu aku sudah resmi menjadi siswa SMAN 1 Kalianda.

Susah Payah SMA

by pexels.com

Gelak tawa pecah di kelas setelah wali kelas mengabsen namaku, karena waktu itu aku diganti status jenis kelamin karena nama yang mirip dengan perempuan. Setelah saling memperkenalkan diri antara wali kelas dan teman-teman kelas lainnya, pelajaran pertama pun siap untuk dimulai.

Matematika adalah mata pelajaran pertama dalam mengawali pembelajaranku di SMA, sudah bisa ditebak, ternyata sekolah ini benar-benar menganggap semua muridnya yang dinyatakan diterima dianggap sudah memahami dasar-dasar materi ketika di smp.

Hal tersebut mungkin berlaku untuk teman-temanku yang lain, berbeda dengan aku yang mempunyai masa lalu suram, boro-boro belajar, mengerjakan PR saja tidak pernah, alhasil, hampir semua mata pelajaran ketika dijelaskan aku tidak pernah mengerti.

Pusing bukan kepalang ketika kali pertama mengerjakan soal ujian harian matematika, tidak ada satupun soal yang bisa aku kerjakan, ujian harian MTK pertama aku mendapat nilai 2,5 dari nilai terbesar 100, memang sungguh malu dan nyesek di dada, tapi aku sudah berkomitmen untuk tidak menyerah.

Hampir setiap hari aku mengikuti bimbel berbagai mata pelajaran, bahkan khusus untuk MTK aku mengikuti bimbel di tiga tempat yang berbeda, yang pasti banyak menguras waktu luangku, atau bisa dikatakan waktu istirahat hanyalah pada saat tidur saja.

Saat terlalu bosan terkadang aku suka merenung, aku merenung menyesali masalaluku, andai saja aku dulu benar-benar belajar ketika SD dan SMP pasti aku tidak akan kuwalahan seperti ini. Seberapa keras aku belajar aku masih merasa tertinggal jauh dari teman-temanku.

Susah payah memang aku mengikuti pelajaran, tapi Alhamdulillah aku masuk 10 besar di kelas yang membuat aku masuk jurusan IPA ketika naik kelas XI, karena waktu itu untuk masuk jurusan IPA aku harus bisa  masuk dalam 10 besar ketika kelas X.

Setelah Lulus SMA

by pexels.com

Setelah susah payah selama tiga tahun akhirnya aku lulus pada tahun 2013, Alhamdulillah pasca SMA akupun pernah diterima di Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Manajemen Pemasaran Telkom University dan Kehutanan Universitas Mulawarman.

Pasti banyak yang bertanya kok banyak banget.? Iya, ceritanya panjang, nanti akan diceritakan pada part selanjutnya, intinya aku kedepan hanya kuliah di satu universitas, yaitu di Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman dengan full beasiswa dari biaya kuliah, biaya hidup sampai tempat tinggal.

Intinya pada secuil kisah ini aku ingin memberikan pesan kepada siapa saja para pembaca khususnya bagi anak-anak muda yang masih proses mengenyam pendidikan setingkat  SD, SMP maupun SMA, optimalkanlah waktu yang kalian punya untuk menuntut ilmu dengan baik.

Penyesalan memang tidak akan datang diawal, tapi nanti, ketika kalian dihadapkan dengan kehidupan yang sesungguhnya, yaitu ketika kalian hidup bermasyarakat, apakah kalian akan menjadi orang yang terhormat karena mampu berguna bagi keluarga dan masyarakat atau malah sebaliknya, intinya masa depan kalian ditentukan oleh tindakan yang kalian lakukan sekarang.

“Manfaatkanlah waktumu sebaik mungkin, sebelum waktu yang memanfaatkanmu untuk keburukan” by : Pristiangga

Salam dari orang yang selalu ingin berubah menjadi lebih baik.

Leave a Reply